Data 10 Oktober dari XAUUSD menunjukkan bahwa dolar Selandia Baru melemah di pasar Asia. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pada hari Rabu bahwa G7 sedang mengoordinasikan respons terhadap serangan Iran terhadap Israel, termasuk memberlakukan sanksi baru terhadap Teheran. Menurut laporan penelitian dan strategi forex dari Bank Malaysia, investor terus mencari perlindungan dalam dolar AS dan mencatat kemungkinan adanya sanksi. Analis juga menyebutkan bahwa data ADP AS yang lebih baik dari perkiraan juga mendukung dolar AS.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
2
Bagikan
Komentar
0/400
Sabbir64
· 2024-10-03 04:40
Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑Beli saat turun 🤑
Analisis: Sentimen Safe Haven dan Data Non-Farm Payroll Kecil Mendorong Dolar
Data 10 Oktober dari XAUUSD menunjukkan bahwa dolar Selandia Baru melemah di pasar Asia. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan pada hari Rabu bahwa G7 sedang mengoordinasikan respons terhadap serangan Iran terhadap Israel, termasuk memberlakukan sanksi baru terhadap Teheran. Menurut laporan penelitian dan strategi forex dari Bank Malaysia, investor terus mencari perlindungan dalam dolar AS dan mencatat kemungkinan adanya sanksi. Analis juga menyebutkan bahwa data ADP AS yang lebih baik dari perkiraan juga mendukung dolar AS.