"Regulatory Sandbox": Blok inovasi industri Blockchain

Perkembangan pesat teknologi finansial telah melahirkan model regulasi inovatif yang disebut "Regulatory Sandbox". Pada tahun 2015, Inggris menjadi yang pertama mengusulkan konsep ini, bertujuan untuk menyediakan lingkungan regulasi yang relatif longgar bagi perusahaan inovasi finansial, sekaligus memungkinkan lembaga pengatur untuk mengeksplorasi cara regulasi yang sesuai dengan teknologi baru. Model ini dengan cepat mendapat perhatian dari berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Singapura, Australia, dan lainnya.

Di Tiongkok, praktik "Regulatory Sandbox" juga secara bertahap dilaksanakan. Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional, pada November 2018 mengumumkan akan memasukkan bursa cryptocurrency ke dalam "Regulatory Sandbox". Langkah ini menarik perhatian luas dari industri, dan dipandang sebagai eksplorasi penting terhadap Blockchain dan industri cryptocurrency.

Selain Hong Kong, beberapa kota di daratan China juga mulai mencoba "Regulatory Sandbox". Di antaranya, praktik di Ganzhou, Jiangxi adalah yang paling mencolok. Pada bulan Juli 2017, Ganzhou meluncurkan "Regulatory Sandbox" yang dipimpin oleh departemen pemerintah, yang disebut sebagai yang pertama di wilayah daratan. Proyek ini tidak hanya menyediakan ruang fisik, tetapi juga mengeluarkan serangkaian kebijakan dukungan, seperti standar pendaftaran Blockchain dan lain-lain.

Namun, terdapat perbedaan mendasar antara model "Regulatory Sandbox" di Ganzhou dan Hong Kong. Model Hong Kong lebih mendekati standar internasional, dipimpin oleh otoritas pengawas tertinggi, dengan tujuan yang jelas, dan hasil percobaan dapat langsung mempengaruhi kebijakan pengawasan di masa depan. Sebaliknya, model di Ganzhou lebih mirip dengan program dukungan industri yang dipimpin oleh pemerintah daerah, dengan kemungkinan penerapan kebijakan percobaan secara nasional yang lebih kecil.

Perlu dicatat bahwa beberapa kota mengklaim menggunakan "Regulatory Sandbox", tetapi sebenarnya hanya membangun kawasan industri biasa. Misalnya, beberapa proyek di Shenzhen, Qingdao, dan tempat lain, meskipun namanya mengandung "Regulatory Sandbox", tetapi pada kenyataannya kurang melibatkan partisipasi langsung dari lembaga pengatur pemerintah, lebih mirip dengan kawasan pengumpulan industri daripada tempat uji coba pengaturan yang sebenarnya.

"Regulatory Sandbox" yang sebenarnya seharusnya menjadi jembatan antara perusahaan teknologi finansial dan lembaga pengatur, bersama-sama mengeksplorasi kebijakan pengaturan yang sesuai untuk inovasi. Ruang fisik bukanlah inti, kuncinya terletak pada inovasi pengaturan. Saat ini, banyak tindakan di berbagai kota di dalam negeri lebih cenderung pada dukungan industri, yang memiliki makna substansial yang terbatas dalam mendorong mekanisme pengaturan dan inovasi teknologi finansial untuk berkembang secara bersamaan.

Meskipun demikian, upaya tersebut tidak dapat sepenuhnya diabaikan. Mereka mungkin akan mendorong pembentukan norma-norma swadaya industri dan secara tidak langsung memengaruhi kebijakan regulasi di masa depan. Namun, berdasarkan situasi operasional saat ini, masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan ini.

Secara keseluruhan, eksplorasi China di bidang "Regulatory Sandbox" masih berada pada tahap awal. Bagaimana menyeimbangkan inovasi dan risiko, serta bagaimana membangun tempat uji regulasi yang benar-benar efektif, masih memerlukan upaya bersama dari pemerintah, perusahaan, dan lembaga pengatur. Di masa depan, seiring dengan akumulasi pengalaman praktis dan perbaikan kebijakan, percaya bahwa model "Regulatory Sandbox" China akan secara bertahap matang, memberikan lingkungan yang lebih baik untuk inovasi teknologi finansial.