Sementara banyak bank yang ingin menanggapi permintaan selama kegilaan mata uang kripto pada tahun 2021 meluncurkan layanan mata uang kripto, risiko mata uang kripto juga meningkat.

Kebangkrutan dalam pertukaran mata uang kripto pada tahun 2022 dan kegagalan di bank-bank dengan eksposur mata uang kripto yang tinggi (Signature Bank dan Silicon Valley Bank) menyebabkan Komite Pengawasan Perbankan Basel mengambil tindakan.
Cryptocurrency juga menjadi salah satu target komite, yang menetapkan serangkaian aturan baru untuk bank kemarin. Menurut rencana yang disiapkan oleh komite, bank akan diminta untuk mengungkapkan eksposur dan risiko mereka terhadap mata uang kripto secara berkala.
Laporan tersebut mencakup pernyataan berikut:
“Krisis perbankan tahun 2023, dalam skala dan cakupannya, merupakan krisis perbankan yang paling signifikan di seluruh sistem sejak Krisis Keuangan Besar. Hari ini, Komite menerbitkan laporan yang menilai penyebab krisis, tanggapan peraturan dan pengawasan, serta pembelajaran awal.
Rencana komite, yang mengusulkan serangkaian persyaratan pengungkapan risiko aset kripto bank, akan segera dipublikasikan. “Rencana ini akan melengkapi standar kehati-hatian untuk risiko mata uang kripto yang diterbitkan pada Desember 2022.”
Meskipun Komite Perbankan Basel telah memperingatkan bank tentang risiko mata uang kripto hingga saat ini, ini adalah pertama kalinya mereka mengambil langkah nyata. Dengan penerapan rencana tersebut, bank-bank besar dengan eksposur mata uang kripto, seperti JP Morgan, akan diminta untuk mengungkapkan aset dan risiko kripto mereka.
Akankah pengungkapan eksposur mata uang kripto oleh bank akan membuat mereka mengurangi eksposur ini? Meskipun pertanyaannya masih belum jelas untuk saat ini, mata uang kripto terus menjadi kambing hitam dari krisis perbankan.
#BountyCreator#
#Diskusi Topik Hangat#
#Bintang Konten#