【比推】Menurut laporan, Presiden AS Trump baru-baru ini menyarankan The Federal Reserve (FED) untuk menurunkan Suku Bunga benchmark menjadi 1% untuk menurunkan biaya pinjaman pemerintah. Para ekonom menunjukkan bahwa dalam kondisi ekonomi saat ini dengan tingkat pengangguran AS 4,1% dan inflasi 2,5%, penurunan suku bunga yang begitu besar dapat meningkatkan inflasi kembali dan merusak independensi kebijakan The Federal Reserve (FED). Data historis menunjukkan bahwa suku bunga 1% biasanya muncul pada masa krisis ekonomi, seperti selama krisis keuangan 2008 dan selama pandemi 2020.
Analisis menunjukkan bahwa "Undang-Undang Besar dan Indah" yang disahkan oleh pemerintahan Trump diperkirakan akan memperluas defisit anggaran, dan jika disertai dengan penurunan suku bunga secara agresif dapat memperburuk kekhawatiran pasar terhadap inflasi. Pejabat The Federal Reserve (FED) menekankan bahwa sebelum dampak kebijakan tarif baru terhadap inflasi menjadi jelas, penurunan suku bunga yang besar memiliki risiko.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
4
Bagikan
Komentar
0/400
SolidityNewbie
· 23jam yang lalu
Ya sudah, bangkrut saja.
Lihat AsliBalas0
NftBankruptcyClub
· 23jam yang lalu
Ini ingin bermain api lagi
Lihat AsliBalas0
LuckyBearDrawer
· 23jam yang lalu
Sebuah trik yang penuh dengan kebohongan dan kepalsuan.
Trump menyerukan penurunan suku bunga menjadi 1% Ekonom memperingatkan dapat meningkatkan inflasi
【比推】Menurut laporan, Presiden AS Trump baru-baru ini menyarankan The Federal Reserve (FED) untuk menurunkan Suku Bunga benchmark menjadi 1% untuk menurunkan biaya pinjaman pemerintah. Para ekonom menunjukkan bahwa dalam kondisi ekonomi saat ini dengan tingkat pengangguran AS 4,1% dan inflasi 2,5%, penurunan suku bunga yang begitu besar dapat meningkatkan inflasi kembali dan merusak independensi kebijakan The Federal Reserve (FED). Data historis menunjukkan bahwa suku bunga 1% biasanya muncul pada masa krisis ekonomi, seperti selama krisis keuangan 2008 dan selama pandemi 2020.
Analisis menunjukkan bahwa "Undang-Undang Besar dan Indah" yang disahkan oleh pemerintahan Trump diperkirakan akan memperluas defisit anggaran, dan jika disertai dengan penurunan suku bunga secara agresif dapat memperburuk kekhawatiran pasar terhadap inflasi. Pejabat The Federal Reserve (FED) menekankan bahwa sebelum dampak kebijakan tarif baru terhadap inflasi menjadi jelas, penurunan suku bunga yang besar memiliki risiko.